Senin, 28 Februari 2011

MID SEM 2 TP MK TEORI KOMUNIKASI

UJIAN AKHIR SEMESTER
MATA KULIAH             : TEORI KOMUNIKASI
PROGRAM STUDI        : TEKNOLOGI PENDIDIKAN
KELAS                        : REGULER
1.        Tunjukkan satu model yang menggambarkan minimal 6 (enam) factor yang terkait dengan proses komunikasi. Jelaskan maksud dan tujuan factor-faktor tersebut.

  1. Pengirim pesan (sender) dan isi pesan/materi
Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide  untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan   dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan  atau diekspresikan  oleh pengirim pesan.  Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas.
Materi pesan dapat berupa :
a.       Informasi                       c. Rencana kerja          
b.       Ajakan                          d. Pertanyaan dan sebagainya

2.      Simbol/ isyarat
Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat       dipahami oleh  orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan  penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.
3.      Media/penghubung
Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti ; TV, radio surat kabar,  papan pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan  yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dsb.
4.      Mengartikan kode/isyarat
Setelah  pesan diterima  melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka  si penerima pesan  harus dapat mengartikan  simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti /dipahaminya.
5.      Penerima pesan
Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan  dari sipengirim  meskipun dalam bentuk code/isyarat  tanpa mengurangi arti pesan  yang dimaksud oleh pengirim


6.       Balikan (feedback)
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi  kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting  bagi manajer atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung  yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak
     
a.       Model Melvin DeFleur
Model Melvin DeFleur menggambarkan model komunikasi massa ketimbang komunikasi antarpribadi. Modelnya merupakan perluasan dari model-model yang dikemukan oleh para ahli lain. Ada delapan komponen dalam komunikasi massa yaitu :
1.       Sumber (Source)
2.       Pemancar (transmitter)
3.       Penerima (receiver)
4.       Perangkat media massa ( Mass medium device)
5.       Sinyal (Channel)
6.       Sasaran (Destination)
7.       Hambatan (Noise)
8.       Umpan balik (feedback)
Dalam kehidupan nyata mungkin ada yang menyampaikan pesan/ide (encoding) yang merupakan hasil pengolahan ide (stimulus)  berdasarkan kesan (perception) dan penerjemahan (interpretation) si penyampai ; ada yang menerima atau mendengarkan pesan; ada pesan itu sendiri; ada media  (transmission through a channel) dan tentu ada respon berupa tanggapan terhadap pesan (feedback).  
Source dan transmitter adalah dua fase atau dua fungsi berbeda yang dilakukan seseorang. Ketika seseorang berbicara, ia memilih symbol-simbol  untuk menyatakan makna denotative dan konotatif (merumuskan makna ke dalam pesan) dan kemudian mengucapkannya secara verbal atau menuliskan symbol-simbol ini sedemikian rupa sehingga berubah menjadi peristiwa yang dapat didengarkan atau dilihat yang dapat dipersepsi sebagai rangsangan oleh khalayaknya.
Fungsi receiver adalah menerima onformasi dan menyandikan - baliknya  -mengubah peristiwa fisik informasi menjadi pesan (system symbol yang signifikan). Dalam percakapan biasa,  receiver ini merujuk kepada alat pendengaran manusia, yang menerima getaran udara dan mengubahnya menjadi impuls saraf, sehingga menjadi symbol verbal yang dapat dikenal. Dalam komunikasi tertulis, mekanisme visual mempunyai fungsi yang sejajar.

1.        Jelaskan kontribusi teori komunikasi terhadap pengembangan konsep Teknologi Pendidikan, yang mampu menjelaskan pembelajaran efektif, efisien dan berdaya tarik. Berikan contoh !
Jawab
Teori komunikasi adalah konseptualisasi atau penjelasan logis tentang fenomena peristiwa komunikasi dalam kehidupan manusia. Kontribusi teori komunikasi terhadap pengembangan konsep Teknologi Pendidikan, yang mampu menjelaskan pembelajaran efektif, efisien dan berdaya tarik .
Satu diantara kebijakan pendidikan selain pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan adalah meningkatkan kualitas dan relevansi guna meningkatkan daya saing keluaran pendidikan (lulusan). Masalah rendahnya kualitas pendidikan masih dirasakan sebagai permasalahan yang serius mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Diantaranya dengan mengatasi masalah belajar siswa yang pada umumnya adalah sulit mempelajari konsep yang abstrak, sulit membayangkan peristiwa yang telah lalu, sulit mengamati obyek yang terlalu kecil atau terlalu besar, sulit memperoleh pengalaman langsung, sulit memahami pelajaran yang diceramahkan, sulit memahami konsep yang rumit, terbatasnya waktu untuk belajar. Selain itu sikap pasif dan kurang minatnya peserta didik juga menjadi faktor rendahnya mutu pendidikan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, nampaknya peningkatan mutu pendidikan perlu diarahkan pada perluasan inovasi pembelajaran baik pada pedidikan fromal maupun non-formal dalam rangka mewujudkan proses yang efisien, menyenangkan dan mencerdaskan sesuai tingkat usia, kematangan, serta tingkat perkembangan peserta didik. Selain itu perlu memberikan bekal penguasaan TIK (teknologi informasi dan komunikasi) pada guru agar mereka mampu melaksanakan pembelajaran yang menggunakan multimedia secara baik, karena media pendidikan yang merupakan aspek nyata dari teknologi pendidikan pada umumnya memiliki fungsi sebagai berikut :
  1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)
  2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
  3. Mengatasi sikap pasif peserta didik, karena media pendidikan dapat menimbulkan kegairahan belajar, memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dengan lingkungan dan kenyataan, memungkinkan peserta didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
  4. Memberikan perangsang yang sama
  5. Mempersamakan pengalaman
  6. Menimbulkan persepsi yang sama
Dalam melaksanakan suatu program pendidikan,  aktivitas menyebarkan, menyampaikan gagasan-gagasan dan maksud-maksud kepada siswa sangatlah penting. Proses komunikasi dalam menyampaikan suatu tujuan lebih dari pada sekedar menyalurkan pikiran-pikiran atau gagasan-gagasan dan maksud-maksud secara lisan atau tertulis.
Komunikasi secara lisan pada umumnya lebih mendatangkan hasil dan pengertian yang jelas dari pada secara tertulis. Namun , komunikasi ini biasanya hanya bersifat sementara. Apalagi manusia adalah tempatnya lupa, maka informasi atau pesan yang telah disampaikan bisa saja tidak dapat atau sulit untuk diketahui kembali. Komunikasi jenis ini tergolong kepada komunikasi aktif, dimana komunika dapat memberikan timbal balik secara langsung apabila terjadi ketidakpahaman. Komunikasi secara tertulis memang memberikan suatu dampak dimana komunikan akan merasa kesulitan dalam memahami maksud dan tujan dari informasi itu, namun komunikasi ini mempunyai dampak yang lama. Dan apabila komunikan lupa dengan apa yang telah dipelajarai sebelumnya, maka ia dapat mengulangi membaca informasi tersebut. Komunikasi ini tergolong komunikasi tidak lagsung, artinya apabila komunikan tidak paham terhadap materi tertulis tersebut, maka komunikan tidak dapat memberikan suatu umpan balik secara langsung. namun dengan berkembangnya teknologi saat ini, maka meskipun komunikasi berjalan secara tidak langsung, namun unpan balik dapat diberikan secara cepat baik melalui telepon, e-mail, dll.
Pembelajaran tidak akan terlepas dari komunikasi, karena pembelajaran itu sendiri merupakan suatu usaha untuk membuat siswa belajar. Berarti di dalam usaha tersebut terdapat fungsi komando dari komunikasi. Pembelajaran akan berjalan baik apabila proses komunikasi juga berjalan dengan lancar, namun sebaliknya, pembelajran akan berjalan tidak baik apabila komunikasi berjalan tidak lancar. Ketika seoragn instruktur memberikan materi kepada siswanya, maka secara tidak langsung akan terjadi proses komunikasi, dan apabila komunikasi berjalan baik, maka dengan segera siswa akan memberikan umpan balik (feedback) baik berupa tulisan maupun gerak gerik rasa puasnya.
Pada umumnya pendidikan berlangsung secara berencana di dalam kelas secara tatap muka. Karena kelompoknya relatif kecil, meskipun komunikasi antara pengajar dan pelajar dalam ruang kelas itu termasuk komunikasi kelompok, sang pengajar sewaktu-waktu bisa menjadi komunikasi antar personal. Terjadilah komunikasi dua arah atau dialog dimana si pelajar menjadi komunikan dan komunikator. Terjadinya komunikai dua arah ini ialah apabila para pelajar bersikap responsif, mengetengahkan pendapat atau megajukan pertanyaan, diminta maupun tidak diminta. Jika si pelajar pasif saja, dalam arti kata hanya mendengarkan tanpa ada gairah untuk megekspresikan suatu pertanyaan atau pernyataan, maka meskipun komunikasi itu bertatap muka, tetap saja berlangsung satu arah, dan komunikasi itu tidak efektif.
a)          Membangun Komunikasi Pembelajaran.
Komunikasi pembelajaran yang efektif dapat diartikan sebagai penerimaan pesan oleh komunikan (receiver) sesuai dengan pesan yang dikirim oleh komunikator (sender), kemudian komunikan memberikan respon yang posistif sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam membangun komunikasi dalam pembelajaran sebaiknya kita memperhatikan hal-hal berikut
1)             Aspek-aspek komunikasi dalam pembelajaran. Setidaknya ada 5 aspek yang harus dipahami dalam membangun komunikasi pembelajaran, yaitu:
1.       Kejelasan (Clarity). Bahasa maupun informai yang disampaikan harus jelas. Dalam kehidupan kita sehari-har, seringkali kita mendengar ucapan-ucapan seperti ini: “Masalahnya ininya belum dianukan”. Apa ini dan diapakan?  Akan mudah dipahami maknanya bila, misalnya kata ini diganti buku dan kata anu diganti bagi. Sehingga  kalimatnya menjadi “Masalahnya bukunya belum dibagikan”.
2.       Ketepatan (Accuracy). Bahasa dan informasi yang disampaikan harus benar-benar akurat atau tepat. Bahasa yang digunakan harus sesuai dan informai yang disampaikn harus benar. Benar ini artinya sesuai dengan dengan apa yang igin disampaikan.
3.       Konteks (Contex). Bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu berlangsung. Bisa saja kita menggunakan bahasa dan informasi yang tepat tetapi karena konteksnya tidak tepat maka reaksi yang kita peroleh tidak sesuai dengan yang diharapkan.
4.       Alur (Flow). Keruntutan alur bahasa dan informasi akan sangat berari dalam membangun komunikasi yang efektif.
5.       Budaya (Culture). Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi tetapi juga tatakrama atau etika.
2)          Strategi membangun komunikasi dalam pembelajaran. Ada beberapa hal yang erlu diperhatikan dalam membangun komunikasi pembelajaran, yaitu:
1.          Ketahui siapa yang menjadi audience. Kita harus sadar dengan siapa kita bicara. Dengan mengetahui siapa audience kita, kita harus pandai memilih kata-kata yang akan kita gunakan dalam menyampaikan informasi atau buah pikiran kita. Artinya, bahasa yang dipakai harus sesuai dengan bahasa yang mudah dipahami oleh audience kita. Berbicara dengan orang dewasa tentu akan sangat  berbeda dengan berbicara kepada anak-anak.
2.          Ketahui tujuan. Tujuan kita berkomunikasi akan sangat menentukan cara kita menyampaikan informasi. Jadi, kejelasan tujuan dalam berkomunikasi harus diketahui sebelum kita berkomunikasi.
3.          Perhatikan konteks. Konteks disini bisa berarti keadaan atau lingkungan pada saat berkomuikasi. Pada saat berkomunikai, konteks sangat berperan dalam memperjelas informasi yang disampaikan. Dalam hal pemakaian kata, misalnya kata “hemat” dalam kalimat “Kita harus  menghemat uang, waktu dan tenaga kita”, sangat berbeda dengan kata “hemat” pada kalimat: “  Menurut hemat saya, kita harus lebih jujur dan terbuka dalam berkomunikasi”.
4.          Pelajari kultur. Kultur atau budaya, habit atau kebiasaan peserta didik perlu diperhatikan dalam berkomunikai. Dimana si pelaku komunikasi harus mamahami kultur  yang menjadi audiecenya sehingga timbul saling pengertian dan peyesuaian gaya komunikasi dapat terjadi.
5.          Pahami bahasa. Untuk memperjelas pesan yang ingin disampaikan dalam berkomunikai, gunakanlah kalimat-kalimat sederhana yang mudah dipahami. Kalimat panjang dan kompleks seringkali mengaburkan makna. Kepiawaaian dalam menggunakan kalimat-kalimat yang sederhana dan tepat dalam berbahasa akan sangat mempengaruhi efektifitas komunikasi kita.

Dengan menggunakan pendekatan teknologi pendidikan, nampaknya upaya peningkatan mutu pendidikan dapat terwujud, Karena pada hakikatnya teknologi pendidikan adalah suatu strategi yang digunakan untuk menganalisis, merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola usaha pemecahan masalah belajar yang dihadapi setiap individu, dengan memanfaatkan berbagai macam recources (manusia, prosedur, ide, alat dan organisasi).
Dalam teknologi pendidikan terdapat tiga prinsip dasar sebagai acuan dalam pengembangan dan pemanfaatannya, yakni berorientasi pada siswa, pemanfaatan sumber belajar, dan pendekatan sistem. Prinsip berorientasi pada siswa beratri bahwa dalam pembelajaran hendaknya memusatkan perhatiannya pada peserta didik dengan memperhatikan karakteristik,minat, potensi dari siswa. Prinsip pemanfaatan sumber belajar berarti dalam pembelajaran siswa hendaknya dapat memanfaatkan sumber belajar untuk mengakses pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkannya.
Prinsip pendekatan sistem berarti bahwa penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran perlu diseain / perancangan dengan menggunakan pendekatan sistem. Dalam merancang pembelajaran diperlukan langkah-llangkah prosedural meliputi : identifikasi masalah, analisis keadaan, identifikasi tujuan, pengelolaan pembelajaran, penetapan metode, penetapan media, dan evaluasi pembelajaran.
Dengan seperti ini, proses pembelajaran siswa lebih terarah, efektif dan efisien, karena dirancang / didesain melalui tahap tertentu mulai dari analisis sampai evaluasi. Selain lebih terarah juga lebih inovatif, pleksibel dan beragam, karena tidak hanya menggunakan satu sumber belajar saja (“guru”) tetapi  dari berbagai sumber belajar yang ada dan berbagai macam media pendidikn sehingga kapanpun dimanapun dan kepada siapapun siswa dapat belajar, memperoleh informasi dan keterampilan yang dibutuhkannya.

2.        Berikan alasan mengapa seseorang mampu berkomunikasi dengan orang lain, meskipun mereka berbeda budaya dan bahasa, akan tetapi dapat saling mengerti dan berbagi rasa. Sebutkan juga factor apa saja yang mungkin dipertimbangkan sebagai penghambat keberhasilan seseorang untuk melakukan komunikasi?
Jawab
Komunikasi mencakup upaya memahami bagaimana  orang berhubungan satu sama lain. Melibatkan pengertian yang sama yaitu adanya  kesepakatan  mengenai definisi dari istilah yang
mereka gunakan. Bersifat simbolik – gerak-isyarat, bunyi, huruf, angka, dan  kata-kata hanay dapat mewakili atau mengira- ngirakan   gagasan yang hendak mereka Komunikasikan  Komunikasi merupakan keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dimana dapat kita lihat komunikasi dapat terjadi pada setiap gerak langkah manusia. Manusia adalah makhluk sosial yang tergantung satu sama lain dan mandiri serta saling terkait dengan orang lain dilingkungannya. Satu-satunya alat untuk dapat berhubungan dengan orang lain dilingkungannya adalah komunikasi baik secara verbal maupun  non verbal ( bahasa tubuh dan isyarat yang banyak dimengerti oleh suku bangsa).
Hewitt (1981), menjabarkan tujuan penggunaan proses komunikasi secara spesifik sebagai berikut:
1.     Mempelajari atau mengajarkan sesuatu
2.     Mempengaruhi perilaku seseorang
3.     Mengungkapkan perasaan
4.     Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain
5.     Berhubungan dengan orang lain
6.     Menyelesaian sebuah masalah
7.     Mencapai sebuah tujuan
8.     Menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik
9.     Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orng lain
Menurut Leonard R.S. dan George Strauss dalam Stoner james, A.F dan Charles Wankel sebagaimana yang dikutip oleh Herujito (2001), ada beberapa hambatan terhadap komunikasi yang efektif, yaitu :
1.        Mendengar. Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.
2.       Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.
3.       Menilai sumber. Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada anak kecil yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung mengabaikannya.
4.       Persepsi yang berbeda. Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim pesan tidak sama dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan pertengkaran, diantara pengirim dan penerima pesan.
5.       Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda. Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita. Seseorang menyebut akan datang sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit, setengah jam atau satu jam kemudian.
6.       Sinyal nonverbal yang tidak konsisten. Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi – tidak melihat kepada lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita-, mampengaruhi porses komunikasi yang berlangsung.
7.       Pengaruh emosi. Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima informasi. apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya.
8.       Gangguan. Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi, jarak yang jauh, dan lain sebagainya.



Matrik tujuan dan kesulitan dalam proses komunikasi. 
Tujuan

Kesulitan
MENDENGAR
Penerima  pesan sulit memusatkan perhatian baik pada kata yang tertulis maupun terucap untuk waktu yang lama
Penerima pesan  kurang memiliki perhatian pada apa yang bagi mereka tampak kurang penting
MEMAHAMI
Penerima pesan memiliki asumsi berdasarkan pengalaman masa lalunya
Penerima pesan sering tidak memahami jenis bahasa yang dipakai pembicara
Penerima pesan lebih mudah salah mengerti saat mereka mendengar tanpa melihat
Penerima pesan sering sudah menarik kesimpulan padahal kita belum selesai bicara.
MENYETUJUI
Penerima pesan sering merasa curiga terhadap orang lain yang sedang sedang membujuk mereka
Penerima pesan tidak suka jika dibuktikan bersalah
BERTINDAK
Tidak mudah bagi banyak orang untuk mengubah kebiasaan mereka
Penerima pesan merasa takut akan akibat dari pengambilan tindakan yang keliru
Banyak orang tidak suka mengambil keputusan
UMPAN BALIK
Beberapa orang sering dengan sengaja menyembunyikan reaksi dan apa yang sesungguhnya mereka pikirkan
Penampilan dapat bersifat memperdaya –anggukan kepala, mungkin tidak selalu tanda setuju dan mengerti, karena bisa digunakan untuk menutupi ketidak tahuan atau keragu-raguan.


Namun demikian, yang paling mendasar dalam sebuah kegiatan komunikasi adalah adanya rasa saling percaya. Kalau sudah percaya, biasanya apapun yang dikatakan pastilah diterima. Satu hal lagi, efisiensi. Komunikasi yang efisien adalah komunikasi yang tidak membutuhkan upaya besar agar mencapai tujuannya.  Kualitas komunikator Partisipasi merupakan modal dasar untuk menyelenggarakan komunikasi yang efektif. Karenanya  dibutuhkan kemampuan komunikasi efektif. Kemampuan ini meliputi kemampuan untuk berbagi ide, mengkritik dari semua aspek, mendorong dan merangsang imajinasi, menolak buah pikiran yang kurang tepat, dan mengenal sejak dini solusi yang mungkin bisa diambil.  



Kualitas komunikator efektif
Menilai Orang
Tahu mana yang penting dan menghargai kontribusi orang lain
Mendengarkan secara Aktif
Berusaha keras memahami keinginan dan masalah orang lain
Bijaksana
Memberikan kritik secara halus. konstruktif dan hormat
Memberikan pujian
Menghargai orang lain dan kontribusi mereka di depan umum
Konsisten
Mengendalikan suasan riang; memperlakukan sama bagi semuanya: tidak favorit
Mengakui kesalahan
Kemauan untuk mengakui kesalahan
Memiliki rasa humor
Mempertahankan posisi yang menyenangkan dan pendekatan yang enak
Memberi contoh yang baik
Melakukan apa yang diharapkan orang lain
Menggunakan bahasa Jelas, Lugas, dan Tepat
Kata-kata yang lazim, konkret, pemberian petunjuk, yang menyentuh perasaan penyimak. Hindari kata-kata bercita rasa buruk, kata-kata langsung

Ketika berkomunikasi, kita pasti memiliki persepsi tertentu pada pendengar begitu pula sebaliknya. Kekeliruan yang sering terjadi dalam berkomunikasi adalah ketika seseorang menyampaikan informasi dengan ukurannya sendiri. Ini harus dihindarkan karena komunikasi senantiasa melibatkan orang lain. Ahli komunikasi berpesan jika akan berhasil, maka rumusan kunci yang harus dipegang  adalah “Know your audience!”

3.        Komunikasi massa diakui sebagai saluran yang mampu menjangkau khalayak, namun informasi yang diberikan sering gagal memberi kebenaran yang hakiki. Mengapa demikian? Sebutkan juga fungsi komunikasi massa dan pengaruhnya terhadap budaya atau norma sosial.
Jawab
Kita ambil contoh pemberitaan tentang “konflik” yang sekarang sangat dominan dikemukakan oleh berbagai media elektrolit maupun media cetak. Pemberitaan konflik yang terjadi, menurut fungsi pengawasan sosial, seharusnya ditujukan agar masyarakat waspada dan mencegah agar konflik tersebut tidak meluas. Penyajian opini dari elit-elit atau kelompok-kelompok yang bertikai, menurut fungsi korelasi sosial, seharusnya dikorelasikan dengan opini-opini dari berbagai kalangan masyarakat lainnya. Ini berarti, isi pemberitaan jangan hanya menyajikan pandangan dari pihak-pihak yang bertengkar saja. Pandangan-pandangan dari berbagai kalangan masyarakat baik yang berasal dari lapisan atas, menengah atau kalangan masyarakat bawah, perlu disajikan secara eksplisit termasuk dampak konflik terhadap kondisi kehidupan nyata sehari-hari. Tujuannya mencapai konsensus agar konflik dapat segera berakhir karena yang akan menjadi korban adalah masyarakat. Sementara itu, media massa juga seharusnya menjalankan fungsi sosialisasi. Pesan utama yang perlu disosialisasikan dalam konteks konflik yang terjadi sekarang ini adalah perlunya menjaga integrasi bangsa. Pesan-pesan lainnya yang relevan disosialisaikan antara lain adalah toleransi dan apresiasi terhadap perbedaan pandangan, perlunya menegakkan supremasi hukum, serta anti segala bentuk tindakan kekerasan.

McQuail (1987), membagi fungsi komunikasi massa dalam dua kategori yaitu :
A.          Fungsi Komunikasi Massa untuk Masyarakat yang meliputi :
1.  Informasi
a.       Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kodisi dalam masyarakat dan dunia
b.       Menunjukkan hubungan kekuasaan
c.        Memudahkan inovasi, adaptasi dan kemajuan
2.  Korelasi
a.       Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan informasi
b.       Menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan
c.        Melakukan sosialisasi
d.       Mengkoordinasi beberapa kegiatan dan Membentuk kesepakatan
e.       Menentukan urutan prioritas dan memberikan status relatif
3.  Kesinambungan
a.       Mengekspresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan kebudayaan khusu (subculture) serta perkembangan budaya baru
b.       Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai


4.  Hiburan
a.       Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian, dan sarana relaksasi
b.       Meredakan ketegangan social
5.  Mobilisasi yaitu mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, perang, pembangunan ekonomi, pekerjaan, dan kadang kala juga dalam bidang agama

B.         Fungsi Komunikasi Massa untuk individu yang meliputi :
1.    Informasi
a.       Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia
b.       Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat dan hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan
c.       Memuaskan rasa ingin tahu dan minat
d.       Belajar, pendidikan diri sendiri
e.       Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan
2.    Identitas pribadi
a.       Menentukan penunjang nilai-nilai pribadi
b.       Menemukan model perilaku
c.       Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media)
d.       Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri
3.    Integrasi dan interaksi social
a.       Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain, empati social
b.       Mengidentifikasi diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki
c.       Menemukan bahan percakapan dan interaksi social
d.       Memperoleh teman
e.       Membantu menjalankan peran social
f.        Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak keluarga, teman dan masyarakat
4.    Hiburan
a.       Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan
b.       Bersantai
c.       Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis
d.       Mengisi waktu, penyaluran emosi
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Secara Yuridis formal, fungsi komunikasi massa di atur dalam
UU RI No. 40 Tahun 1999 pasal 3 ayat (1) dan (2)
(1)     Pers Nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan control social.
(2)     Di samping fungsi-fungsi tersebut ayat (1), pers nasional dapat berfungsi sebagai lembaga ekonomi
UU RI No. 32 Tahun 2003 pasal 4 ayat (1) dan (2).
(1)     Penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, control dan perekat social
(2)     Dalam menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), penyiaran juga mempunyai fungsi ekonomi dan kebudayaan

C.        Peran mediasi
Dalam menjalankan fungsi komunikasi massa, institusi media massa menjalankan peran mediasi (penengah/ penghubung). Dalam hal ini, McQuail (1987) menyebutkan peran media massa sebagai berikut :
1.       Jendela pengalaman yang meluaskan pendangan kita dan memungkinkan kita mampu memahami apa yang terjadi di sekitar kita, tanpa campur tangan pihak lain atau sikap memihak
2.       Juru bahasa yang menjelaskan dan member makna terhadap peristiwa atau hal yang terpisah dan kurang jelas.
3.       Pembawa atau pengahantar informasi dan pendapat
4.       Jaringan interaktif yang menghubungkan pengirim dengan penerima melalui berbagai macam umpan balik
5.       Penunjuk jalan yang secara aktif menunjukkan arah, memberikan bimbingan atau intruksi
6.       Penyaring yang memilih bagian pengalaman yang perlu diberi perhatian khusus dan menyisishkan aspek pengalaman laiinya, baik secara sadar dan sistematik atau tidak
7.       Cermin yang memantulkan citra masayarakat terhadap masyarakat itu sendiri biasanya pantulan citra itu mengalami perubahan (distorsi)  karena adanya penonjolan terhadap segi yang ingin dilihat oleh para anggota masyarakat, atau seringkali pula segi yang ingin mereka hakimi atau cela.
8.      Tirai atau penutup yang menutupi kebenaran demi pencapaian tujuan propaganda atau palarian dari suatu kenyataan (escapism)

5.             Penelitian dalam komunikasi apakah cenderung menggunakan pendekatan kualitatif atau kuantitatif? Mengapa? Tuliskan satu judul penelitian yang berkaitan dengan komunikasi dan pembelajaran.

PARADIGMA KUALITATIF

PARADIGMA KUANTITATIF

Menganjurkan pemakaian metode kualitatif


Bersandar pada fenomenologisme dan verstehen; perhatian tertuju pada pemahaman tingkah laku manusia dari sudut pandangan pelaku itu sendiri.
Pengamatan berlangsung secara alamiah (naturalistic) dan tidak dikendalikan (uncontrolled)
Bersifat subyektif
Dekat dengan data; bertolak dari perspektif dari “dalam” individu atau masyarakat yang diteliti.
Penelitian bersifat mendasar (grouned), ditujukan pada penemuan (discovery-oriented), menekankan pada perluasan (expansionist), bersifat deskriptif, dan induktif.
Berorientasi pada proses
Valid; data bersifat ‘mendalam’, ‘kaya’, dan ‘nyata.
Tidak dapat digeneralisasikan; studi di atas kasus tunggal

Bersifat holistic

Mengasumsikan adanya realitas yang bersifat dinamik

Menganjurkan pemakaian metode-metode kuantitatif.


Bersandar pada positivisme logika; mencari fakta-fakta dan sebab-sebab dari gejala sosial dengan mengesampingkan keadaan individu-individu.

Pengamatan ditandasi pengukuran yang dikendalikan dan blak-blakan (obtrusive)

Bersifat obyektif

Jauh dari data; bertolak dari sudut pandangan dari “luar”

Penelitian bersifat tidak mendasar (ungrouned), ditujukan pada pengujian (verification-oriented), menekankan penegasan (confirmatory), reduksionis, inferensial, deduktif-hipotetik.

Berorientasi pada hasil
Reliabel; data ‘keras’ dan dapat diulang
Dapat digeneralisasikan; studi atas banyak kasus

Bersifat partikularistik

Mengasumsikan adanya realitas yang stabil


Penelitian komunikasi cenderung menggunakan pendekatan kualitatif karena Metode Penelitian Kualitatif Pemahaman ini berkembang karena kuatnya pengaruh aliran positivistik dengan metode penelitian kuantitatif.
  1. Ada dua kelompok metode penelitian dalam ilmu sosial yakni metode penelitian kuantitatif dan metode penelitian kualitatif. Di antara kedua metode ini sering timbul perdebatan di seputar masalah metodologi penelitian. Masing-masing aliran berusaha mempertahankan kekuatan metodenya
  2. Salah satu argumen yang dikedepankan oleh metode penelitian kualitatif adalah keunikan manusia atau gejala sosial yang tidak dapat dianalisa dengan metode yang dipinjam dari ilmu eksakta.
  3. Metode penelitian kualitatif menekankan pada metode penelitian observasi di lapangan dan datanya dianalisa dengan cara non-statistik meskipun tidak selalu harus menabukan penggunaan angka
  4. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada penggunaan diri si peneliti sebagai alat. Peneliti harus mampu mengungkap gejala sosial di lapangan dengan mengerahkan segenap fungsi inderawinya. Dengan demikian, peneliti harus dapat diterima oleh responden dan lingkungannya agar mampu mengungkap data yang tersembunyi melalui bahasa tutur, bahasa tubuh, perilaku maupun ungkapan-ungkapan yang berkembang dalam dunia dan lingkungan responden.

Ciri-ciri Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian lain. Untuk mengetahui perbedaan tersebut ada 15 ciri penelitian kualitatif yaitu:
  1. Dalam penelitian kualitatif data dikumpulkan dalam kondisi yang asli atau alamiah (natural setting).
  2. Peneliti sebagai alat penelitian, artinya peneliti sebagai alat utama pengumpul data yaitu dengan metode pengumpulan data berdasarkan pengamatan dan wawancara
  3. Dalam penelitian kualitatif diusahakan pengumpulan data secara deskriptif yang kemudian ditulis dalam laporan. Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka.
  4. Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses daripada hasil, artinya dalam pengumpulan data sering memperhatikan hasil dan akibat dari berbagai variabel yang saling mempengaruhi.
  5. Latar belakang tingkah laku atau perbuatan dicari maknanya. Dengan demikian maka apa yang ada di balik tingkah laku manusia merupakan hal yang pokok bagi penelitian kualitatif. Mengutamakan data langsung atau “first hand”. Penelitian kualitatif menuntut sebanyak mungkin kepada penelitinya untuk melakukan sendiri kegiatan penelitian di lapangan.
  6. Dalam penelitian kualitatif digunakan metode triangulasi yang dilakukan secara ekstensif baik tringulasi metode maupun triangulasi sumber data.
  7. Mementingkan rincian kontekstual. Peneliti mengumpulkan dan mencatat data yang sangat rinci mengenai hal-hal yang dianggap bertalian dengan masalah yang diteliti.
  8. Subjek yang diteliti berkedudukan sama dengan peneliti, jadi tidak sebagai objek atau yang lebih rendah kedudukannya.
  9. Mengutamakan perspektif emik, artinya mementingkan pandangan responden, yakni bagaimana ia memandang dan menafsirkan dunia dan segi pendiriannya.
  10. Verifikasi. Penerapan metode ini antara lain melalui kasus yang bertentangan atau negatif.
  11. Pengambilan sampel secara purposif. Metode kualitatif menggunakan sampel yang sedikit dan dipilih menurut tujuan penelitian.
  12. Menggunakan “Audit trail”. Metode yang dimaksud adalah dengan mencantumkan metode pengumpulan dan analisa data.
  13. Mengadakan analisis sejak awal penelitian. Data yang diperoleh langsung dianalisa, dilanjutkan dengan pencarian data lagi dan dianalisis, demikian seterusnya sampai dianggap mencapai hasil yang memadai.
  14. Teori bersifat dari dasar. Dengan data yang diperoleh dari penelitian di lapangan dapat dirumuskan kesimpulan atau teori.

Ragam Paradigma Dalam Metode Penelitian
Dalam rangka melakukan pengumpulan fakta-fakta para ilmuwan atau peneliti terlebih dahulu akan menentukan landasan atau fondasi bagi langkah-langkah penelitiannya. Landasan atau fondasi tersebut akan dijadikan sebagai prinsip-prinsip atau asumsi-asumsi dasar maupun aksioma, yang dalam bahasanya Moleong disebut sebagai paradigma.
Menurut Bogdan dan Biklen paradigma dinyatakan sebagai kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian.
Paradigma didalam ilmu pengetahuan sosial memiliki ragam yang demikian banyak, baik yang berlandaskan pada aliran pemikiran Logico Empiricism maupun Hermeneutic. Masing-masing paradigma tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Oleh karena itu para peneliti harus mempunyai pemahaman yang cukup terhadap dasar pemikiran paradigma-paradigma yang ada sehingga sebelum melakukan kegiatan penelitiannya, para peneliti dapat memilih paradigma sebagai landasan penelitiannya secara tepat.
Menurut Meta Spencer paradigma di dalam ilmu sosial meliputi (1) perspektif evolusionisme, (2) interaksionisme simbolik, (3) model konflik, dan (4) struktural fungsional. Menurut George Ritzer paradigma di dalam ilmu sosial terdiri atas (1) fakta sosial, (2) definisi sosial, dan (3) perilaku sosial.
Perbedaan dan keragaman paradigma dan atau teori yang berkembang di dalam ilmu pengetahuan sosial, menuntut para peneliti untuk mencermatinya di dalam rangka memilih paradigma yang tepat bagi permasalahan dan tujuan penelitiannya.
Judul penelitian komunikasi :
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS KOMUNIKASI DENGAN STRATEGI RECIPROCAL TEACHING PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII SMP

MEDIA PEMBELAJARAN DALAM KONTEKS PENDIDIKAN INTERNET SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar