UJIAN AKHIR SEMESTER 2010
Mata Kuliah : Seminar Persiapan Tesis
Semester/Tahun : III (Tiga)/ 2010
Program Studi : Teknologi Pendidikan/S2
Kelas : Reguler
Hari/ Tanggal : Rabu/ Nopember 2010
Dosen : Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd
Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd
Soal :
1. Identifikasilah masalah yang dapat dikaji untuk penelitian tesis dari setiap kawasan teknologi pendidikan (kawasan : desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan kawasan evaluasi). Masing-masing kawasan ada tiga masalah yang teridenditifikasi.
Jawab :
Ada 5 Kawasan Teknologi Pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Desain (design) adalah suatu proses untuk menentukan kondisi belajar. Desain ini memiliki tujuan untuk menciptakan strategi dan produk pada tingkat makro, seperti program dan kurikulum, dan pada tingkat mikro, seperti pelajaran dan modul.
Kawasan Desain dalam TP mencakup 4 (empat) kajian dari teori dan praktek :
(1) Desain sistem instruksional (DSI)
(2) Desain pesan
(3) Desain strategi pembelajaran
(4) Desain karakteristik pebelajar
Masalah adalah kesenjangan yang terjadi antara what should be dan what it is (harapan vs kenyataan).
Adapun masalah-masalah yang dapat dikaji dari kawasan desain ini antara lain :
1) Perumusan desain pembelajaran yang kurang sesuai dengan kebutuhan lapangan
2) Desain sistem instruksional yang tidak sesuai dengan karakteristik siswa
3) Pemilihan media yang tidak sesuai dengan kondisi kelas maupun karakteristik siswa.
2) Pengembangan (developer) :
merupakan proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik. Kawasan pengembangan mencakup banyak variasi teknologi yang digunakan dalam pembelajaran.
Kawasan pengembangan memiliki keterkaitan yang kompleks antara teknologi dan teori yang mendorong baik desain pesan maupun strategi pembelajaran.
Adapun masalah-masalah yang dapat dikaji dari kawasan pengembangan ini antara lain :
(1) Pesan yang didorong oleh isi
(2) Strategi pembelajaran yang didorong oleh teori
(3) Manifestasi fisik dari teknologi-perangkat keras, perangkat lunak, dan bahan pembelajaran.
Sedangkan secara kategori media, kawasan pengembangan dapat diorganisasikan dalam 4 kategori, yakni: (1) teknologi cetak, (2) teknologi audiovisual, (3) teknologi berazaskan komputer, dan (4) teknologi terpadu.
3) Pemanfaatan (Utility) adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Fungsi pemanfaatan ini sangat penting karena membicarakan kaitan pebelajar dengan bahan atau sistem pembelajaran. Sehingga pemanfaatan menuntut adanya penggunaan, deseminasi, difusi, implementasi, dan pelembagaan yang sisitematis.
Adapun masalah-masalah yang dapat dikaji dari kawasan pemanfaatan ini antara lain :
a. Pemanfaatan media dalam pembelajaran
b. Implementasi dan institusional (pelembagaan) sarana maupun pelayanan
c. Pemanfaatan dan mengilmentasikan Kebijakan dan regulasi baru dalam sistem pembelajara
4) Pengelolaaan (manajemen) adalah pengendalian Teknologi Pembelajaran melalui perencanaan, pengorganisasian, pengkordinasian, dan supervisi.
Adapun masalah-masalah yang dapat dikaji dari kawasan pengelolaan ini antara lain :
a. masalah Pengelolaan proyek
b. Pengelolaan sumber belajar yang sesuai dengan kondisi pebelajar
c. pengelolaan informasi yang tidak merujuk pada teori-teori belajar dan pembelajaran
5) Evaluasi (evaluation) adalah proses penilaian dan penentuan memadai tidaknya proses belajar dan pembelajaran. Scriven mengatakan bahwa evaluasi merupakan proses untuk menentukan kebaikan, manfaat, dan nilai dari suatu proses atau produk.
Adapun masalah-masalah yang dapat dikaji dari kawasan evaluasi ini antara lain
a. Masalah ketimpangan dalam melakukan análisis masalah kebutuhan belajar
b. Masalah evaluasi formatif dan sumatif
c. Masalah Pengukuran acuan-patokan
2. Identifikasilah faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi hasil belajar. Berikan hasil identifikasi setiap faktor ada 20 variabel yang dapat diteliti untuk penulisan tesis
Jawab:
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar itu dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berkaitan dengan diri pribadi siswa yang bersangkutan. Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar siswa yang bersifat perlakuan atau action.
Variable yang muncul dari faktor internal antara lain :
1. Bakat 11. Adopsi informasi
2. Gaya belajar 12. Kebiasaan belajar
3. Kecerdasan 13. Kepribadian
4. Kemampuan awal 14. Kemampuan komunikasi
5. Kemampuan berpikir 15. Konsep diri
6. Locus of control 16. Kreativitas
7. Motivasi 17. Kemandirian
8. Minat 18. Persepsi
9. Penguasaan kosa kata 19. Percaya diri
10. Sikap 20. Penguasaan konsep
Sedangkan Variable yang muncul dari faktor eksternal antara lain :
1. Model 11. Interaksi sosial
2. Strategi 12. Pendekatan pembelajaran
3. Metode 13. Teknik
4. Lingkungan belajar 14. Kemampuan guru
5. Kepemimpinan 15. Teknik evaluasi
6. Bimbingan 16. Pelaksanaan supervisi
7. Disiplin sekolah 17. Ketrampilan guru
8. Kurikulum 18. Gaya kognitif
9. Media 19. Praktek kerja
10. Desain Pembelajaran 20. Manajemen peningkatan mutu
berbasis sekolah (MPMBS)
3. Rumuskan satu judul tesis untuk setiap kawasan teknologi pendidikan. Pada judul terlihat variabel bebas aktif, moderator, dan variabel terikat
Jawab
Judul-judul tesis berdasarkan 5 kawasan teknologi pendidikan :
a) KAWASAN DESAIN,
“Pengaruh Strategi Pembelajaran (konvensional - Ekspositori) dan Gaya
Belajar Terhadap Hasil Belajar Akuntansi”
b) KAWASAN PENGEMBANGAN,
“Efektifitas Pengembangan Bahan Ajar Modul dan Trainer Terhadap Hasil Belajar Siklus Akuntansi SMK Negeri 1 Binjai ”
c) KAWASAN PEMANFAATAN,
d) KAWASAN PENGELOLAAN (MANAJEMEN)
“Pengaruh Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Ketrampilan Guru terhadap Hasil Mengajar Guru SMA Negeri 1 Binjai”
e) KAWASAN EVALUASI (PENILAIAN)
“Pengaruh Evaluasi Tes Patokan dan Kemampuan Awal terhadap Hasil Belajar Akuntansi Biaya SMK Negeri 1 Binjai ”
4. Jelaskan langkah-langkah Penelitian Pengembangan (R & D). Tuliskan contoh satu judul penelitian pengembangan
Jawab
Penelitian pengembangan (research and development) adalah suatu metode penelitian digunakan untuk menghasilkan produk-produk tertentu, serta menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono : 407). Untuk menghasilkan produk digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan. Sedangkan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, digunakan penelitian yang dapat menguji keefektifannya. Sehingga dalam penelitian pengembangan terdapat 2 proses mendasar, yakni meneliti kemudian mengembangkannya.
Adapun langkah-langkah dalam R & D dapat terlihat pada bagan berikut :
KETERANGAN :
1) Meneliti potensi dan masalah,
Pada langkah awal adalah meneliti apakah terjadi kesenjangan antara harapan dan kenyataan, ataukah ada sesuatu yang apabila lebih didayagunakan akan menghasilkan nilai tambah. Sehingga dibutuhkan suatu penelitian.
2) Mengumpulkan informasi
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara aktual dan uptodate, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Di sini diperlukan metode penelitian tersendiri. Metode apa yang akan yang digunakan untuk penelitian tergantung permasalahan dan ketelitian yang ingin dicapai.
3) Desain produk
Langkah selanjutnya adalah mendesain produk. Dalam bidang pendidikan, produk-produk yang dihasilkan melalui penelitian R&D diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya banyak, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan. Produk-produk pendidikan misalnya kurikulum yang spesifik untuk keperluan pendidikan tertentu, metode mengajar, media pendidikan, buku ajar, modul, kompetensi tenaga kependidikan, sistem evaluasi, model uji kompetensi, penataan ruang kelas untuk model pembelajar tertentu, model unit produksi model manajemen, sistem pembinaan pegawai, system penggajian dan lain-lain.
4) Validasi desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini metode mengajar baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak rasional, karena validasi di sini masih bersifat penilaian berdasakan pemikiran rasional, belum fakta lapangan.
5) Perbaikan desain
Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan para pakar dan para ahli lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki desain adalah peneliti yang mau menghasilkan produk tersebut.
6) Uji coba produk
Ujicoba terhadap desain yang telah diperbaiki hanya dapat dilakukan setelah desain tersebut divalidasi dan direvisi. Ujicoba dalam tahap ini terbagi dalam dua tahapan. Pertama, ujicoba tahap awal yang dilakukan dengan simulasi. Setelah disimulasikan , maka dapat diuji coba pada kelompok yang terbatas..
7) Revisi produk
Produk yang telah di ujicoba dan diketahui bahwa memiliki daya efektifitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk yang lama harus kembali direvisi untuk di ujicobakan lagi ke kelas yang lebih luas.
8) Ujicoba pemakaian
Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada revisi yang tidak terlalu penting, maka selanjutnya produk yang berupa metode mengajar baru tersebut diterapkan dalam lingkup lembaga pendidikan yang luas. Dalam operasinya, metode baru tersebut, tetap harus dinilai kekurangan atau hambatan yang muncul guna untuk perbaikan lebih lanjut. Pada tahap ini dilakukan diseminasi untuk menghasilkan produk yang telah teruji
9) Revisi produk
Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam pemakaian dalam lembaga pendidikan yang lebih luas terdapat kekurangan atau kelemahan. Dalam uji pemakaian, sebaiknya pembuat produk selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk tersebut.
10) Pembuatan produk massal
Bila produk baru tersebut dapat diterapkan pada setiap lembaga pendidikan.
Pada produk teknologi telah dapat dibuat produk massal. Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang telah diujicoba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi massal.
Pada produk teknologi telah dapat dibuat produk massal. Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang telah diujicoba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi massal.
Contoh judul penelitian pengembangan
1. “Pengembangan Bahan Ajar Praktikum Pengantar Akuntansi untuk Mahasiswa Jurusan Akuntansi”
2. “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Multimedia Interaktif Mata Kuliah Komputerisasi Akuntansi ( Studi Kasus : MYOB ACCOUNTING 17 pada Modul Banking”
5. Jelaskan perbedaan penelitian ex post facto dengan penelitian kuasi eksperimen. Tuliskan contoh satu judul untuk setiap jenis penelitian dimaksud
Penelitian Ex Post Facto | Penelitian Kuasi Eksperimen |
Penelitian Ex Post Facto dikategorikan pada jenis penelitian menurut rancangannya. Penelitian dengan rancangan ex post facto sering disebut dengan after the fact. Artinya, penelitian yang dilakukan setelah suatu kejadian itu terjadi. Disebut juga sebagai penelitian Causal-comparative (ex post facto), karena menyelidiki kemungkinan hubungan antara sebab akibat , melalui observasi beberapa kondisi yang sudah ada sekarang serta kondisi di masa lalu sebagai faktor penyebabnya | Penelitian Kuasi Eksperimen, Penelitian quasi eksperimen juga dikategorikan pada jenis penelitian menurut rancangannya. Penelitian ini merupakan pengembangan dari bentuk penelitian true experimental, yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variable-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. |
(Furchan: 383) menguraikan bahwa penelitian ex post facto adalah penelitian yang dilakukan sesudah perbedaan-perbedaan dalam variable bebas terjadi karena perkembangan suatu kejadian secara alami | Tujuan penelitian eksperimental-semu adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan semua variabel yang relevan. Si peneliti harus dengan jelas mengerti kompromi apa yang ada pada validitas internal dan validiti eksternal rancangannya dan berbuat sesuai dengan keterbatasan-keterbatasan tersebut. |
Penelitian ex post facto merupakan penelitian yang variabel-variabel bebasnya telah terjadi perlakuan atau dengan kata lain treatment tidak dilakukan pada saat penelitian berlangsung, sehingga penelitian ini biasanya dipisahkan dengan penelitian eksperimen. Peneliti ingin melacak kembali, jika dimungkinkan, apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya sesuatu. | Ciri penelitian eksperimen semu meliputi: 1) Penelitian eksperimental-semu secara khas mengenai keadaan praktis, yang di dalamnya adalah tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan kecuali beberapa dari variabel tersebut. 2) Subyek penelitian adalah manusia, misalnya dalam mengukur aspek minat, sikap, dan perilaku. Sehingga dikatakan eksperimen semu, karena sangat mudah berubah dan sulit untuk dikontrol. 3) Tetap dilakukan randomisasi untuk sampel, sehingga validitas internal masih dapat dijaga. |
Studi ex post facto dimulai dengan dua kelompok yang berbeda kemudian menetapkan sebab-sebab dari perbedaan tersebut. Studi ex post facto dimulai dengan melukiskan keadaan sekarang, yang dianggap sebagai akibat dari faktor yang terjadi sebelumnya, kemudian mencoba menyelidiki ke belakang guna menetapkan faktor-faktor yang diduga sebagai penyebabnya. | |
Penelitian ex post facto memiliki persamaan dengan penelitian eksperimen. Logika dasar pendekatan dalam ex post facto sama dengan penelitian eksperimen, yaitu adanya variabel x dan y. Kedua metode penelitian tersebut membandingkan dua kelompok yang sama pada kondisi dan situasi tertentu. Perhatiannya dipusatkan untuk mencari atau menetapkan hubungan yang ada di antara variabel-variabel dalam data penelitian. Dengan demikian, banyak jenis informasi yang diberikan oleh eksperimen dapat juga diperoleh melalui analisis ex post facto. | Dalam penelitian eksperimen, pengaruh variabel luar dikendalikan dengan kondisi eksperimental. Variabel bebas yang dianggap sebagai penyebab dimanipulasi secara langsung untuk meminimalkan pengaruh terhadap variabel terikat. |
Contoh penelitian ex post facto dapat digunakan pada penelitian yang bertujuan untuk mencari perbedaan prestasi belajar bidang studi IPA siswa SD yang berdomisili di daerah perkotaan dan pedesaan (Zuriah : 57). Contoh : “Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa SD Pedesaan dan Perkotaan” | Contoh penelitian Eksperimen Semu : “Pengaruh Strategi Pembelajaran terhadap Hasil Belajar IPA Siswa SDIT Al-Furqon ” |
Jawab
a) Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimental dapat diartikan sebagai sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi atau mengontrol fenomena. Penelitian eksperimen bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat (cause and effect relationship), dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Hasilnya dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan. Selanjutnya adalah mengobservasi pengaruh yang diakibatkan oleh adanya perlakuan atau manipulasi tersebut.
Penelitian eksperimen bertujuan untuk (Zuriah : 58),
1) Menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian
2) Memprediksi kejadian atau peristiwa di dalam latar eksperimen.
3) Menarik generalisasi hubungan antarvariabel
Contoh :
“ Pengaruh Metode Inquiry dan Kemampuan Berpikir Terhadap Hasil Belajar Mengarang pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia”
b) Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitan Tindakan adalah penelitian yang mengembangkan suatu keterampilan baru atau pendekatan baru dalam memecahkan suatu masalah yang diterapkan secara langsung pada kelompok kelas pembelajaran atau kelompok lainnya. Penelitian tindakan bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual yang lain.
Contoh penelitian tindakan misalnya adalah:
1) Penelitian tentang pelaksanaan suatu program inservice training untuk melatih para konselor bekerja dengan anak putus sekolah;
2) Penelitian untuk menyusun program penjajagan dalam pencegahan kecelakaan pada pendidikan pengemudi;
3) Penelitian untuk memecahkan masalah apatisme dalam penggunaan teknologi modern atau metode menanam padi yang inovatif.
Ciri penelitian tindakan adalah:
1) Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja.
2) Menyediakan rangka-kerja yang teratur untuk pemecahan masalah dan perkembangan baru.
3) Penelitian mendasarkan diri kepada observasi aktual dan data mengenai tingkah laku, dan tidak berdasar pada pendapat subyektif yang didasarkan pada pengalaman masa lampau.
4) Fleksibel dan adaptif, membolehkan perubahan selama masa penelitiannya dan mengorbankan kontrol untuk kepentingan on-the spot experimentation dan inovasi.
Perbedaan mendasar antara penelitian eksperimen dan tindakan kelas adalah bahwa pada penelitian eksperimen peneliti tidak terjun langsung sebagai pemberi perlakuan. Sedangkan penelitian tindakan dilakukan oleh peneliti itu sendiri ketika melaksanakan siklus-siklusnya. Penelitian tindakan memiliki scope yang lebih kecil untuk menyelesaikan masalah belajar yang terjadi di dalam ruang kelas.
Contoh penelitian tindakan adalah
“Penerapan metode inquiry untuk meningkatkan hasil belajar Mengarang pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia”
DAFTAR RUJUKAN
Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Zuriah, Nurul. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori - Aplikasi. Jakarta : Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar